Senin, 18 November 2013

Mengkaji diri mengupas alif


Assalamu'alaikum wr. wb.

Segala puji bgi Allah Tuhan semesta alam, beruntunglah umat Islam karea Allah menganugrahkan Al Qur'an sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat manusia melalui utusanNya Kanjeng Nabi Besar Muhammad SAW.

Dalam kesempatan ini, saya mencoba mengulas mengenai salah satu makna yang terkandung di dalam huruf hijaiyyah yang pertama yaitu "alif". Simbolisasi huruf "alif" ini dapat kita gali dalam bagian anggota tubuh kita beserta makna-maknanya, karena Allah menciptakan wujud manusia begitu sempurna yang mana setiap bagian selain memiliki fungsi masing-masing, akan tetapi lebih dari itu memiliki makna yang sangat mendalam bagi orang-orang yang mau berpikir dan mentauladani.

Salah satu yang akan kita bahas dalam anggota tubuh kita adalah "Kelima Jari Tangan  Manusia". Dalam hal ini saya mengambil contoh bagian tubuh manusia, karena Al-Qur'an diciptakan untuk manusia sebagai pedoman hidup.



  1. Huruf "alif" pada jempol atau ibu jari mewakili symbol Al Islam الإسلام  yang mana jari jempol atau ibu jari secara esensi bermakna yang paling baik, paling bagus, paling mulia dan tiada bandingannya yaitu "Al Islam" "Innaddina 'Indallahil Islam".  Artinya: "Sebenar-benarnya agama (yang di anggap sah) di akui Allah, yaitu agama Islam". Jelas sudah bahwa tiada agama yang dapat diterima di sisi Allah melainkan Islam dan agama lain niscaya akan tertolak semua amalan dan ibadahnya.
  2. Huruf "alif" pada jari telunjuk mewakili symbol Iman ايمان yang mana jari telunjuk secara esensi berfungsi untuk menunjuk arah, sedangkan untuk menuju arah yang benar dan diridoi Allah tidak cukup hanya dengan mengaku Islam, akan tetapi harus dilandasi dengan keimanan yang tertuang dalam rukun iman yang enam.
  3. Huruf "alif" pada jari tengah  mewakili symbol Ilmu العلوم yang mana jari tengah merupkan jari yang paling tinggi posisinya diantara keempat jari yang lain, artinya secara esensi bahwa Ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting, karena menjalankan islam sendiri tidak cukup hanya dengan bersyahadat mengaku Islam dan memiliki Iman, namun tanpa dibekali Ilmu niscaya kita akan selalu dalam kebodohan. Ilmu adalah pelita, bahkan ayat suci Al Qur'an yang pertama adalah "Iqro" yang artinya baca, dengan melalui membaca maka kita akan tahu suatu hal, dengan mengetahui suatu hal maka kta akan mengerti dan memahami, itulah yang dinamakan Ilmu, dengan bebrkal ilmu insya Allah kita dapat menjalankan ibadah sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT yang tertuang dalam kitab suci-Nya. Rasulullah SAW bersabda: أُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلىَ اللَّهْدِ “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat”
  4. Huruf "alif" pada jari manis mewakili symbol Ibadah  العبادة , secara esensi jari manis kita gunakan untuk memakai perhiasan seperti cincin, maknanya adalah kita sebagai umat Islam tidak cukup hanya dengan mengaku beragama Islam dan beriman serta memiliki ilmu, namun apalah artinya bila itu semua kita tidak terapkan dan lakukan dalam suatu tindakan yang nyata yaitu Ibadah, tanpa menjalankan ibadah niscaya semua hanyalah teori belaka dan sesuatu yang kosong.  
  5. Huruf "alif" pada jari kelingking mewakili symbol Ikhlas  الإخلاص , secara nyata jari kelingking adalah jari yang paling terkecil diantara keempat jari yang lain. Seperti kita ketahui beragama Islaam, beriman, berilmu dan melaksanakan ibadah tanpa dilandasi suatu keikhlasan niscaya tidaklah akan sempurna Iman Islam kita, ikhlas dimulai dari hal yang paling terkecil, contoh nyata membayar Zakat 2,5% dari sekian banyak yang kita terima tidaklah akan membuat kita jatuh miskin, akan tetapi sulit sekali terkadang bagi manusia untuk menyisihkan bagian yang sedikit itu. Jarang sekali bersedekah dengan jumlah yang besar dilandasi dengan suatu keikhlasan, contoh kita menyumbang masjid sebesar Rp 1 juta, maka mudah sekai untuk kita selalu mengingat bahkan mengungkit-ungkit perbuatan baik kita, pada hal yang namanya ikhlas itu tidak pernah memperhitungkan, mengingat-ingat apalagi mengungkit-ingkit perbuatan baik kita. Akan tetapi jika kita membiasakan diri kita bersedekah dengan jumlah yang sedikit namun konsisten dan istiqomah sehingga tidak terasa, maka disitulah letak keikhlasan kita yang mana segala sesuatu perbuatan ibadah kita hanya untuk mengharap rido Allah SWT. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar